Mabes Polri berkunjung ke Pimpinan Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia Bekasi Timur pada Kamis malam (11/3/2021) di Masjid Baitul Mukmin, Aren Jaya, Kota Bekasi.
“Alhamdulillah di tempat ini Masjid Baitul Mukmin telah beberapakali bersinergi dengan Polri dalam rangka memberikan bekal dan pengetahuan kepada generasi muda. Kemudian, BNN Pusat terkait masalah peredaran narkoba, dengan Polres Metro Bekasi terkait ‘Mari Bijak dalam bermedia social’, dan sekarang dari Baintelkan Mabes Polri,” ujar H. Ozi Fahruji Ketua PC Bekasi Timur.
Ozi merasa terharu atas sambutan atas kedatangan yang begitu luar biasa, seperti sudah bertemu beberapa kali. Baintelkam Mabes Polri mengapresiasi atas sambutan dari pengurus LDII Bekasi Timur karena disambut dengan antusias luar biasa.
“Terimakasih kepada Pengurus PC LDII Kec. Bekasi Timur dan yang terlibat dalam kegitaan ini. Sehingga kami bisa memberikan nilai tambah terkait situasi dan perkembangan yang saat ini tentang wawasan kebangsaan,” ungkap AKBP Suhaimi selaku perwakilan dari Baintelkam Mabes Polri.
Perkembangan teknologi sangat pesat sekali di masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan orang memudahkan akses kemudahan teknologi dalam melaksanakan aktifitas baik bekerja, berkreasi serta belajar. Namun tidak semua yang didapatkan dalam bermedia sosial positif.
“Bahkan, banyak unsur negatif bagi generasi muda sekarang karena di masa pandemi seperti ini akses internet menjadi kebutuhan utama apakah untuk belajar, bekerja atau hal-hal yang lainnya. Bahkan, medsos mengikat dunia global akhirnya bisa terpengaruh mengikuti paham yang berbeda dengan orang lain,” ujarnya.
“Medsos, dampak sendiri dan bisa mempengaruhi orang tuanya, yaitu mantan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho berangkat Suria untuk jihad. Mereka menjual harta dan benda di Batam meninggalkan semua kemewahan yang dimiliki ternyata apa yang terjadi disannya tidak sama apa yang dinikmati, akhirnya muncul penyesalan di Suria sehingga pulang ke Indonesia bertobat, dia pun menerangkan bahwa bergabung dengan ISIS adalah kesalahan besar.”
Masyarakat mengharapkan, khususnya para generasi muda, tidak menjadi agen pemecah belah bangsa. Serta penyebar pemikiran intoleran, radikalisme hingga terorisme, di berbagai wadah khususnya media sosial.
“Yang kita khawatirkan mereka akan jadi terorisme. Anak- anak muda kita banyak yang terjebak pada pemikiran ekstrimisme. Tidak mau menghormati mazhab setempat. Makanya saya berpesan pengalaman saya dulu jangan sampai terulang dengan pada generasi muda dan mayarakat, berani melawan pemerintah dengan berjihad dan menentang hukum,” tandas Ustad.
Sofyan Tsauri yang pernah divonis 10 tahun, sekarang ini telah berikrar setia Pancasila dan UUD 1945.
Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)