Bogor (9/7). Ponpes Nurul Iman, Kota Bogor, berdiri sejak tahun 1992, telah melahirkan ratusan mubaligh yang tersebar di berbagai penjuru negeri. Ternyata di dalamnya, ada andil dari Akhyar Risef, Pinisepuh ponpes berlatarbelakang pendidikan teknik.
“Usai mengenyam pendidikan STM, saya bekerja di Schlumberger, perusahaan mitra Pertamina selama 17 tahun. Nilai-nilai semasa bekerja di perusahaan tersebut, saya implementasikan dalam mengurus sistem manajemen di Ponpes Nurul Iman,” ujar Akhyar saat ditemui di kediamannya, pada Sabtu (6/7).
Akhyar melanjutkan, karakter yang diterapkan dari pengalamannya bekerja di perusahaan, adalah nilai kedisiplinan. “Ini sesuai dengan salah satu dari target program pembinaan Ponpes Nurul Iman, yaitu mewujudkan generasi berakhlakul karimah, alim-faqih, dan mandiri,” imbuh pria berusia 61 tahun tersebut.
Tataran praktisnya, “Santri kami dorong memiliki karakter disiplin, jujur, amanah, hemat, dan sederhana,” pungkas Akhyar.
Berbicara manajemen ponpes, Akhyar menjabarkan ada sedikit perbedaan dengan pekerjaan yang selama ini ia jalani. “Di ponpes, diperlukan strategi khusus dalam mendidik santri dari berbagai karakter di usia yang masih muda,” ungkap pria asal Bukit Tinggi, Padang, tersebut.
Akhyar menjelaskan, jika di perusahaan, apabila mendapatkan karyawan yang melakukan kesalahan, bisa ditegur dengan memberikan surat peringatan, atau bahkan diberhentikan.
“Lain halnya, dalam mendidik para santri. Perlu pendekatan tertentu, seperti memberikan nasihat secara halus, dengan mengedepakan pendidikan karakter,” pungkas Akhyar.
Mengakhiri wawancara, Akhyar berharap semakin banyak generasi muda menimba ilmu di ponpes. “Karena di ponpes, santri mendapatkan pendidikan akhlak dan keilmuan. Serta, pergaulan, keamanan dan keselamatannya terjaga,” tutupnya.