Manokwari (3/2). DPW LDII Papua Barat mengadakan pengajian secara hybrid yang dipusatkan di Masjid Al-Mubarok Fanindi, Manokwari, Minggu (26/1). Pengajian diikuti langsung bagi warga LDII yang berada di Manokwari dan Warpramasi, sementara diikuti secara daring bagi warga LDII yang berada di Kota Bintuni dan Distrik Manimeri.
Pengajian diawali dengan pembacaan tilawah Surat Al-Isra’ ayat 1-4 oleh Ustadz Sukiman. Dilanjutkan Ustadz M. Cholid Hidayat Habibullah menyampaikan materi Al Quran Surat Al-Hasr ayat 17-21. “Ayat ini memerintahkan agar selalu bertaqwa kepada Allah SWT dan memiliki bekal dalam menghadapi kehidupan hari esuk (kiamat) dengan tidak melupakan segala nikmat seperti yang telah diberikan Allah SWT kepada kita,” jelas Ust. M. Cholid.
Ia mengingatkan bahwa semua nikmat dari Allah hendaklah patut disyukuri agar dapat mengamalkan amal ibadah yang baik sesuai perintahNya. “Karena kebanyakan kita lebih sering mengerjakan apa yang tidak diperintahkan, namun yang diperintahkan sering diabaikan,” ujarnya.
Ust. M. Cholid menyebut, ada banyak amal ibadah selain yang wajib apabila rutin dikerjakan walau sedikit akan menjadi amalan andalan, di antaranya sholat dhuha 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat, 8 rakaat ataupun 12 rakaat yang kesemuanya memiliki kefadolan sendiri-sendiri.
Sementara itu, Dewan Penasihat DPW LDII Papua Barat, KH Ngatno, dalam nasihatnya mengingatkan bahwa sebagai orang iman berkewajiban selalu menjaga ibadah wajib terutama sholat lima waktu. “Sholat lima waktu merupakan tiang agama yang harus tetap dijaga baik waktu, bacaan dan gerakannya walau keadaan apa saja, seperti di rumah, dalam perjalanan, saat bekerja dan lainnya harus tetap terjaga agar menjadi orang yang beruntung,” jelasnya.
Sebagai warga LDII, lanjut Ngatno, supaya melaksanakan akhlakul karimah atau berbudi luhur di tengah-tengah masyarakat. Karena budi luhur merupakan amalannya para nabi dan orang-orang sholeh terdahulu.
“Pagar mangkok akan terasa lebih kuat ketimbang pagar tembok, artinya setiap warga LDII hendaknya selalu baik pada setiap orang apalagi tetangga terdekat. Olehnya itu, apabila ada kelebihan makanan maka tetangga kiri kanannya itu yang diberi dahulu karena apabila terjadi sesuatu, maka tetangga adalah saudara terdekat,” imbuhnya.
Tak lupa dalam menghadapi tahun yang baru, Ngatno berpesan agar bisa hidup hemat dan meningkatkan shodaqohnya agar ditolong oleh Allah SWT, karena memperbanyak shodaqoh adalah memperbanyak rezeki.
Khusus untuk penggunaan media sosial, Ngatno juga mengingatkan untuk bijak dalam bermedia sosial. Agar bisa saring dulu baru di share, tidak semuanya harus di share, dan tidak semua perlu ditanggapi.
“Hindari debat kusir yang tidak akan ada ujung penyelesaiannya, hindari gibah dan hindari menggosip pada orang lain. Apabila ada saudara kita yang salah maka agar dinasehati, apabila tidak bisa maka dicarikan orang yang bisa memberikannya nasehat (gambuh) agar sama-sama selamat dunia akhirat,” tegas Ngatno.