Bupati Kabupaten Tulungagung Syahri Mulyo, SE membuka pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) VIII Kabupaten Tulungagung di Ponpes Luhur Sulaiman, Tulungagung, Sabtu (19/15).
Dalam sambutannya Syahri memulai bahwa tema yang diangkat dalam Musda VIII LDII Kabupaten Tulungagung yakni “Sumber Daya Manusia (SDM) Profesional Religius” ini sangat tepat. Menurutnya LDII dapat dipercaya dalam melaksanakan tugas tersebut.
“LDII merupakan ormas yang berbasis agama oleh karena itu saya percaya LDII mampu membantu Kabupaten Tulungagung tetap kondusif,” ucap Syahri.
Sementara itu di hadapan peserta Musda, Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Drs. Ec. H. Amien Adhy dalam sambutannya mengatakan LDII sudah bisa memberikan kontribusi di masing-masing kabupaten kota.
Hal ini menunjukkan keberadaan LDII dapat bersinergi dengan pemerintah kabupaten maupun kota dengan baik. Terbukti dari beberapa kota pemerintah kabupaten kota ikut berpartisipasi membantu dalam wujud bantuan dana maupun dukungan kehadiran tokoh-tokoh masyarakat di kegiatan LDII. Hal ini menjadi semangat kepada para pengurus LDII.
“Saya apresiasi hasil kerja keras kepengurusan 5 tahun lalu yang telah berhasil bisa bersinergi dengan ormas dan jajaran pemerintah. Ini supaya terus dijaga, ditingkatkan. Ke depan bisa mengisi kebutuhan di tengah-tengah masyarakat dalam mengisi SDM (dengan) Tri Sukses (berilmu, berakhlakul karimah, mandiri),” kata Amien.
Dalam menangkal keberadaan radikalisme, LDII membumikan slogan ‘orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang Islam yang berada di Indonesia’. “Kalau orang Islam yang berada di Indonesia tidak punya rasa memiliki bangsa ini, ngebom sini ngebom sana, bikin ulah, bikin rusuh, itu tidak mencerminkan warga negara Indonesia. Kalau Orang Indonesia yang beragama Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keindonesiaan,” imbuhnya.
Kampanye LDII tersebut menarik perhatian Bupati Tulungagung. “Saya tertarik dengan statement dari LDII bahwa Warga Negara Indonesia yang beragam Islam, bukan orang Islam yang berada di Indonesia. Statement tersebut terdapat filosofi bahwa kalau orang Indonesia yang beragama Islam itu memiliki rasa keindonesiaan, pasti menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan mengakui adanya Pancasila, tetapi orang Islam yang berada di Indonesia belum tentu mengakui adanya Pancasila. Saya salut dengan statement LDII dan sepakat,” tutur Syahri. (Sofyan Gani)