JAYAPURA- Moment Ramadhan tahun 2016 menjadi moment keagamaan bagi masyarakat Papua untuk mempertebal toleransi antara umat beragama.
Salah satu wujud nyata toleransi tersebut, dengan penyerahan Papan Nama Sinode Gereja Misi Kristus di Papua.
Penyerahan itu dilakukan oleh Ketua PAC Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kelurahan Yabansai Isam Budiyono kepada Ketua Sinode Gereja Misi Kristus di Papua Pendeta Dortheis Wopari, BA, STh di Halaman Masjid Al-Manshuri, Jalan Taruna Bhakti, Gg. Maralex, Yabansai, Distrik Abepura, (14/6).
Dortheis mengatakan Papan Nama Sinode Gereja Misi Kristus di Papua sebelumnya telah dikerjakannya melalui dukungan jemaatnya, hanya saja tidak tuntas, karena masih membutuhkan keterampilan dan peralatan lainnya.
“Pihak Gereja Misi Kristus di Papua menyampaikan keterbatasan yang mereka hadapi kepada LDII Kelurahan Yabansai. Bahkan LDII Kelurahan Yabansai menyanggupi dan membantu menyelesaikan Papan Nama Sinode Gereja Misi Kristus di Papua,” jelasnya
Alhasil, Papan Nama Sinode Gereja Misi Kristus di Papua pun tuntas kemudian diserahkan kembali kepada Gereja Misi Kristus di Papua, untuk dipergunakan bagi kepentingan pelayanan jemaat.
Dortheis mengatakan kerjasama antara LDII Kelurahan Yabansai dan Sinode Gereja Misi Kristus di Papua telah berlangsung lama. “Awalnya bertetangga dimulai dari halaman menjadi tempat parkiran pada hari-hari raya Natal dan Idul Fitri serta hari raya yang lain dari Kristen maupun Islam, termasuk cor dasar halaman gereja, pembersihan jalan dan sampah,” jelasnya.
Ia berharap kerukunan umat beragama ini terus kita pelihara diseluruh warga di Papua.
Senada dengan itu, Isam Budiyono mengatakan, kerjasama antara warga LDII, yang ada di wilayah Kelurahan Yabansai dengan pihak Gereja Misi Kristus di Papua sangat erat dan terbina sejak lama.
Mewakili seluruh warga LDII Kelurahan Yabansai mengucapkan terima kasih kepada Pendeta Dortheis Wopari, BA, STh selaku Ketua Sinode Gereja Misi Kristus di Papua bersama seluruh warga jemaat gereja yang telah menjalin hubungan yang baik selama ini.
“Semua pihak mengetahui bahwa manusia hidup di dunia ini tak lepas dengan yang namanya interaksi, atau hubungan timbal-balik. Karena manusia adalah makluk sosial, makluk yang tak bisa hidup sendiri apalagi dalam memenuhi kentuhan, khususnya di lingkunganm masyarakat,” jelasnya.
Untuk menciptakan kehidupan damai dan terbebas dari konflik perbedaan maka diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati antara sesama yang sering kita sebut dengan nama toleransi atau Bahasa Arab, Tasamuh.
Toleransi atau sebuah elemen penting dalam tercipatanya suatu ikatan hubungan dalam kehidupan, termasuk yang terpenting adalah toleransi dalam beragama. Agama adalah pegangan hidup seseorang, dan kebebasan beragama adalah hak setiap manusia.
Lurah Yabansai Ana C. Kaigere, SE yang diwakili Staf Kelurahan Yabansai Kuwasa mengatakan, kerjasama yang terjalin antara LDII Kelurahan Yabansai dengan pihak Gereja Misi Kristus di Papua hendaknya menjadi model toleransi antara umat beragama di Kota Jayapura dan Papua. (mdc/tis)
sumber: bintangpapua.com