Ngawi (6/12). DPD LDII Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Hikmah Al Manshurin dan Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) Ngawi mengadakan “Bakti Sosial Kesehatan” pada Kamis (28/11). Acara ini menghadirkan narasumber dari Puskesmas Ngawi Kota dan berlangsung di lantai dua kantor DPD LDII Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Sekretaris DPD LDII Ngawi, Sunarno, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan dari DPP LDII terkait peningkatan kualitas kesehatan. “Alhamdulillah, kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan dukungan berbagai pihak, termasuk FKKI, Ponpes Baitul Hikmah Al Manshurin, dan Puskesmas Ngawi Kota,” ujar Sunarno.
Kegiatan ini mengambil tema “Penyakit-penyakit di Musim Penghujan, Pengobatan, dan Pencegahannya,” dengan sasaran utama para santri Ponpes Baitul Hikmah Al Manshurin. “Harapan kami, santri dapat menjaga kesehatannya sehingga mereka bisa belajar dengan maksimal dan menjadi muballigh serta muballighot yang tangguh,” tambah Sunarno.
Sedangkan, Epidemiolog dari Puskesmas Ngawi Kota, Artika Fristi memberikan apresiasi atas upaya LDII dalam menggelar bakti sosial ini. “Kami merasa senang bisa berkontribusi. Semoga para santri lebih memahami dan mampu menanggulangi penyakit yang sering muncul di musim hujan, seperti Influenza, DBD, Diare, dan lainnya,” ungkapnya.
Fristi juga menekankan pentingnya menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di pesantren. “Dengan menjalankan 13 indikator PHBS, saya yakin santri dapat menjaga kesehatannya dan fokus menggapai cita-citanya menjadi muballigh dan muballighat,” pungkasnya.
Sementara, Petugas Puskesmas Ngawi Kota, Siti Romlah juga memuji inisiatif LDII. “Kegiatan ini sangat positif. Kesehatan santri adalah kunci agar mereka dapat mencapai cita-cita, mendukung Indonesia Emas di masa depan. Kami siap berkolaborasi lagi di kemudian hari,” katanya.
Sebagai informasi, selain pemaparan materi, kegiatan ini juga melibatkan sesi tanya jawab interaktif dengan para santri. Berbagai penyakit seperti Tifoid, Penyakit Kulit, dan Leptospirosis dibahas secara mendalam, lengkap dengan langkah-langkah pencegahannya. Acara ditutup dengan diskusi, foto bersama, dan komitmen untuk terus menjaga kesehatan di lingkungan pesantren. (Wicak/Omen)