Jakarta (15/6). Ratusan siswa SMP-SMA Bina Indonesia Gemilang Boarding School (Bigbos), Depok, Jawa Barat berkunjung ke Kantor DPP LDII Jakarta, pada Sabtu (13/6). Kunjungan mereka bertujuan untuk memahami fungsi berorganisasi dan etika bermedia sosial.
Pinisepuh Yayasan Bigbos Kundori menyampaikan, pengenalan keorganisasian harus dimulai sejak dini. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi, siswa dapat belajar berkomunikasi efektif, berkolaborasi secara tim, manajemen waktu, dan menyelesaikan konflik.
“Kami ingin memperkenalkan kepada para siswa tentang keorganisasian secara langsung. Mereka dapat belajar bagaimana menjalankan salah satu organisasi besar seperti LDII,” ujar Kundori.
Sementara itu, Sekertaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya mengapresiasi Yayasan Bigbos yang memperkenalkan keorganisasian LDII, “Kantor DPP ini adalah tempat perumusan segala kegiatan yang dapat menggerakkan semua stakeholder, mulai dari tinggat DPP, DPW, DPD, PC sampai PAC,” ujarnya.
Ia menambahkan, keterampilan berorganisasi sangat diperlukan siswa sebagai bekal masa depan. Implementasi keorganisasian dapat dimulai di lingkungan sekolah melalui keikutsertaan siswa dalam OSIS dan ekstrakulikuler lainnya. “Kunjungan seperti ini merupakan wujud komitmen LDII dalam bidang pendidikan yang tertuang dalam delapan pokok pikiran LDII untuk pembangunan berkelanjutan jangka panjang,” jelas Dody.
Ia menambahkan, 10 atau 15 tahun ke depan para siswa yang sekarang duduk di bangku SMP dan SMA akan menjadi pemimpin, mulai dari lingkup terkecil di lingkungan bahkan di pemerintahan. “Bekal pendidikan keorganisasian sangat penting untuk landasan pengetahuan para siswa,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, pengurus Organinasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPP LDII Ponco Budiman, memberi pemaparan ke-LDII-an. Sementara materi bijak bermedia sosial oleh pengurus Komunikasi, Informasi dan Media (KIM) DPP LDII Galant Prabajati.
Menurut Galant, wawasan etika dalam bermedia sosial juga harus ditanamkan kepada siswa, “Kami mendorong literasi media sosial di kalangan siswa Bigbos, dengan modal ilmu dalam beraktivitas di media sosial, dapat menebarkan kebaikan secara lebih luas,” ujarnya.
Ia juga mendorong mereka untuk lebih bijak dalam bermedia sosial, lebih santun dan tidak mudah menyebarkan informasi sebelum melakukan verivikasi fakta, “Hal itu agar mengurangi penyebaran hoax atau disinformasi,” tutupnya. (Nabil/LINES)