Pemerintah Kota Cimahi dan FKUB Kota Cimahi menerima kunjungan kerja FKUB Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan yang dipimpin langsung Kepala FKUB Kabupaten OKU, sekaligus Sekda Kabupaten OKU Drs. Ahmad Tarmizi SST, MT, MSi, MH di Gedung A, Pemkot Cimahi, Senin (4/11/2019). DPD LDII Kota Cimahi sebagai salah satu pengurus FKUB Kota Cimahi turut serta menerima kunjungan tersebut.
Dalam Kunjungan kerja tersebut diikuti oleh seluruh pengurus FKUB Kabupaten Ogan Komering Ulu dan didampingi oleh Kepala Kemenag OKU H. Ishak Putih dan Kepala Kesbangpol Taufiq SH,MH.
Dalam menerima Kunjungan kerja tersebut diterima oleh Wakil Walikota Cimahi Letkol (Purn) Ngatiyana, didampingi oleh Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan dan Kesra DR. Maria Fitriana S.Sos, MM, Plt Kepala Kankesbang Mardi S.Sos, Kepala Kantor Kemenag H. Munawir Sulaeman, S.Ag, M.Ag dan seluruh jajaran pengurus FKUB Kota Cimahi.
Kunjungan kerja diterima di Aula Gedung A Pemerintah Kota Cimahi. Dalam sambutannya, Kepala FKUB Kabupaten OKU Drs. Ahmad Tarmizi ST, MT, MSi, MH mengatakan bahwa Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan luas wilayah 4,797,06 km2 terdiri dari 13 Kecamatan hanya berpenduduk 359,092 jiwa dengan komposisi agama 95,65% Islam; 1,97% Kristen Protestan; 1,62% Katolik; 0,49% Hindu dan 0,27% Budha. Dia berharap, dengan kunjungan kerja ini resptasi FKUB Kota Cimahi yang telah dicapai, dapat diterapkan di Kabupaten OKU.
Sementara Wakil Walikota Cimahi Letkol (Purn) Ngatiyana mengatakan, luas wilayah Kota Cimahi hanya 40,4 km2 dengan jumlah penduduk 601,099 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kab. OKU 359,092 jiwa, dan di Cimahi hanya terdiri dari 3 kecamatan. Cimahi tidak mempunyai sumber daya alam unggulan seperti daerah lain, tetapi memiliki sumber daya manusia yang begitu besar. Cimahi merupakan miniatur dari Indonesia. “Di Cimahi ada 20 kesatuan tentara diantaranya terdapat pusdik-pusdik TNI AD, banyak tentara datang dari seluruh Indonesia dengan berbagai suku dan agama. Hingga kini ada 27 suku yang sudah terdaftar di Forum Pebauran Kebangsaan (FPK). Sehingga bagi masyarakat Cimahi sudah menjadi hal yang biasa, hidup sehari-hari dalam kebhinekaan,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi ditanyakan oleh pengurus FKUB OKU mengenai penyelesaian jika ada konflik SARA. Dijelaskan oleh Anggota FKUB Kota Cimahi Ir. Dwi Hartono yang merupakan Ketua DPD LDII Kota Cimahi bahwa jika ada konflik SARA lebih dikedepankan penyelesaian dengan cara tabayyun dan pemerintah lebih sering berkoordinasi dengan para tokoh agama sebagai sentral. “Di Cimahi, tokoh agama mempunyai peran strategis dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Langkah awal selalu dilakukan tabayyun oleh pemerintah kepada tokoh-tokoh agama,” ujar Dwi.
Menanggapi hal itu, pengurus FKUB OKU mengatakan bahwa di OKU tokoh agama belum bisa menjadi tokoh sentral yaitu ditandai jika ada gesekan, penyelesaian di level bawah lebih dominan, disamping keberadaan FKUB belum diketahui fungsinya oleh semua masyarakat. (fadel)