oleh: Faizunal Abdillah
Bagaimana rasanya lama tidak berjumpa dengan istri? Kangen pengin bertemu. Bagaimana rasanya jauh dari istri? Pengin segera bertemu. Bahkan tak sabar, dan segera mengangkat hp. Itu gambaran kekasih di dunia. Satu jiwa.
Tetapi, kenapa ada diri yang tidak ingin bercengkrama dengan Sang Kekasih? Kenapa ada insan yang tidak berusaha untuk bisa bermesraan dengan Kekasihnya? Kenapa ada yang ingin sebentar saja ketemu Kekasihnya? Tak ingin berlama – lama? Kenapa ada jiwa yang lupa alamat sang Kekasih? Padahal sang Pujaan selalu memanggil – manggil setiap saatnya tiba. Idealnya tidak ada diri yang tidak ingin bertemu dan bercengkrama, berlama – lama bermesraan dengan Sang Kekasih, apalagi melupakan alamatnya. Namun pada kenyataannya banyak diri yang terlena dan terbuai tidak melakukannya. Allah adalah kekasih orang iman. Allah adalah sang Pujaan, Dia tak pernah bosan memanggil dan membuka pintu lebar-lebar setiap malam sampai fajar tiba.
Allah berfirman; “Allah adalah Kekasih orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, kekasih mereka ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqoroh 257.)
Abu Huroiroh menuturkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Pada setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia ketika seperlima malam yang pertama habis. Lalu Allah berfirman, ‘Akulah raja! Akulah raja. Siapa yang berdoa kepadaKu niscaya Aku kabulkan, siapa saja yang meminta kepadaKu niscaya aku berikan dan siapa saja yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni’. Allah SWT terus berfirman seperti demikian itu sampai fajar tiba.” (Rowahu Muslim)
Dari Abu Huroiroh ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda;“Pada setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia ketika sepertiga malam yang akhir tiba lalu Allah berfirman; ‘Barangsiapa yang berdoa kepadaKu niscaya Aku kabulkan, barangsiapa yang meminta kepadaKu niscaya aku berikan dan barangsiapa yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni’. (Rowahu Bukhory)
Atsar – atsar di atas sangatlah jelas. Apakah ada lagi yang perlu dipertanyakan atau diperjelas? Saya kira tidak. Tak ada lagi yang perlu diragukan, kecuali hanya kelupaan dan kemalasan diri yang belum hilang mengakar di tubuh ini. Kita mengakui Allah adalah kekasih kita – yang menyebut dirinya orang iman, namun ternyata kita lebih banyak meninggalkannya, bahkan ketika Dia memanggil diri kita. Buktinya, kita tak kuasa untuk menyambutnya ketika malam tiba, memenuhi panggilannya. Bahkan merasa mendengar dipanggil pun tidak. Hanya sayup – sayup. Karena sudah terlalu lama kuping kita tak pernah bersih. Syaitan telah berhasil menutup telinga kita dengan kencing di telinga kita sehingga tuli dari panggilan Yang Esa. Yang ada hanya rayuan untuk meneruskan tidur panjang sebagai hak dari tubuh itu sendiri. Rayuan yang benar-benar membujuk.
SAPMB AJKH