“LDII adalah salah satu elemen yg mempunyai nilai strategis dalam character building orang-orang Indonesia. Ormas ini, membina generasi muda dari segala bidang, baik dari segi agama, keterampilan, cinta tanah air, olahraga dan lain sebagainya. Seperti halnya orang-orang cina memiliki karakter yg kuat, kita bisa lihat dalam perguruan shaolin cina, mereka membina para muridnya sejak usia dini hingga dewasa agar menjadi pendekar yang tangguh, pribadi yg kuat. Setiap bagian latihan dapat membentuk karakter yg kuat bagi para muridnya. Ini juga termasuk character building. Untuk itu LDII saya harapkan dapat membina generasi penerus bangsa sehingga mempunyai karakter yg kuat, dan profesional religius,” demikian ungkap Panglima TNI Jend. Moeldoko saat menerima kunjungan pengurus DPP LDII di Mabes TNI Cilangkap, kamis 17 April 2014. Didampingi Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha Garjitha dan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya. Disamping beraudiensi, Ketua Umum DPP LDII KH. Abdullah Syam juga menyerahkan surat undangan Rapimnas LDII 2014 kepada Moeldoko.
Abdullah Syam dalam paparannya mengungkapkan kegiatan LDII selama ini dalam pembinaan umat dari segala bidang, baik agama, membangun karakter, olahraga, dan lain-lain. Jenjang usianya pun mulai dari tingkat cabe rawit, remaja hingga dewasa. Disamping melakukan pendidikan melalui ponpes yg dibina LDII, kami juga melakukan pelatihan mengasuh anak, pemahaman NKRI, membina keluarga sakinah, hingga menggelar acara go green dalam rangka cinta tanah air. Hal ini diamini oleh salah satu Ketua DPP LDII H. Prasetyo Sunaryo, bahwa dengan adanya pembinaan di segala lini, diharapkan LDII dapat membangun generasi yang profesional religius, berkarakter kuat dan cinta tanah air.
Menyetujui ungkapan ketua DPP, Moeldoko mengungkapkan pentingnya peranan LDII dalam membangun umat Islam agar tidak terpecah-pecah dan bisa saling bekerjasama baik sesama ormas maupun dengan lembaga negara antara lain dengan TNI, agar terciptanya NKRI yang kuat.
Yang disayangkan Moeldoko adalah belakangan ini ada pemahaman umat Islam yg keliru, yaitu orang Islam yg tinggal di Indonesia, atau orang Indonesia yg beragama Islam. Kita ini orang Indonesia yg beragama Islam yg hidup dengan keberagaman, baik suku, agama, dan kebudayaan, karena itu Islam mengajarkan agar kita bisa hidup berdampingan dengan sesama warga demi tercapainya Indonesia yg satu.
Akan tetapi kita bisa lihat sekarang, ada beberapa elemen Islam yg memaksakan kepahaman mereka itu dan menebarkan bibit permusuhan ke umat beragama lain. Memecah belah kesatuan bangsa. Secara blak-blakan mengkafir-kafirkan orang lain dan lain sebagainya.
Yang kami lihat, LDII yang berdasarkan Quran Hadits, ya sudah, berarti tidak ada yg menyimpang. Apalagi asas organisasinya UUD 1945 dan Pancasila (4 Pilar), yang mengedepankan kesatuan dan persatuan bangsa dalam keberagaman. LDII harus selalu bisa menjaga pluralisme dan mau bekerjasama dengan umat beragama lain.
Kalo perlu kita (Mabes TNI) membuat MOU bersama LDII bekerjasama dalam membina karakter bangsa, membangun karakter generasi muda yg kuat. Sehingga ada gerakan yg sama di bawah seperti di korem, kodim dan babinsa, bekerjasama dengan LDII melakukan dakwah bersama dengan sekaligus memasukkan materi membangun karakter bangsa. Selain itu, banyak sektor lain yg bisa kita kerjasama. Penandatanganan MOU bisa dilakukan pada saat Rapimnas LDII bulan mei mendatang.
Hadir dalam pertemuan itu dari Pengurus LDII: KH. Abdul Syukur (wanhat DPP LDII), KH. Abdullah Syam, H. Prasetyo Sunaryo, H. Chriswanto Santoso, H. Dody Taufiq Wijaya, H. Abu Bakar Sidiq, H. Hidayat Nahwi Rosul, H. Ashar Budiman, H. Rully Kuswahyudi dan Eko Mugianto. [eq]