Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII), Prof. Dr. Ir. KH. Abdullah Syam M. Sc. beserta jajaran pengurus DPP LDII melakukan audiensi dengan Wakil Presiden R.I. (Wapres), Jusuf Kalla , di kantor Wapres di Jakarta siang tadi (Kamis, 20 Agustus 2015). Menurut Abdullah Syam, tujuan audiensi ini antara lain untuk memperkuat tali silaturahmi yang sudah berjalan baik selama ini sekaligus melaporkan berbagai kegiatan LDII terutama mengenai penguatan moral dan karakter bangsa, peningkatan dan pengembangan SDM, dakwah deradikalisasi, serta kerja sama antar ormas untuk peningkatan ekonomi umat hingga pelestarian lingkungan,” ujar Abdullah Syam.
Hadir dalam audiensi ini selain Abdullah Syam, Wakil Sekretaris Dewan Penasehat DPP LDII, Edy Suparto, Ketua DPP LDII bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan, Prasetyo Sunaryo, Ketua DPP LDII bidang Pendidikan Agama dan Dakwah, Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII bidang Komunikasi, Informasi, dan Media, Hidayat Nahwi Rasul, Ketua DPP LDII bidang Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri, Teddy Suratmadji, Wakil Sekretaris Umum DPP LDII, Hasim Nasution, dan Wakil Bendahara Umum, Anak Agung Ngurah Bagus Samudra Aryawan.
Dalam pertemuan ini, Jusuf Kalla menjelaskan tentang kondisi umat Islam di berbagaI negara saat ini yang kurang beruntung karena diterpa konflik baik konflik dalam negerinya yang melibatkan sesama warga negara itu maupun konflik yang melibatkan antara negara seperti di Yaman, Suriah, Irak, Mesir, Libya, Nigeria, maupun di sebagian di negara Asia Tengah dan Selatan. “Ada pengamat yang mengatakan Suriah butuh waktu sekitar minimal lima puluh tahun untuk memulihkan kondisi dalam negerinya yang boleh dikatakan sudah hancur baik secara fisik maupun non fisik. Begitu juga negara-negara di Timur Tengah yang sekarang masih diselimuti konflik. Alhamdulillah kita di Indonesia relatif tenang dan damai,” ujar Jusuf Kalla.
Karena itu, tambah Jusuf Kalla, banyak negara yang ingin belajar ke Indonesia. “Bagaimana mengelola penduduk yang majemuk dan mayoritas penduduknya Islam tetapi tidak terjadi gejolak konflik sebagaimana kini banyak melanda negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam. Yang datang itu ada dari Turki, Irak, dan beberapa negara lainnya,” ujar Yusuf Kalla.
Namun Jusuf Kalla memberikan catatan mengenai kondisi umat Islam yang masih tertinggal secara ekonomi. “Memang secara statistik Indonesia mayoritas penduduknya muslim, tapi secara ekonomi tidak menjadi mayoritas. Karena itu, ormas seperti LDII perlu mendorong mengggalakkan ekonomi umat agar doa kita yang kita panjatkan setiap hari, baik di dunia dan di akhirat itu terwujud. Jangan hanya dakwah soal aqidah dan ibadah saja, tapi coba dorong lebih kuat lagi untuk muamalahnya,” ujar Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, salah satu solusinya adalah didorong umat kearah kewirausahaan, perdagangan. “Kalau umat ekonominya kuat secara langsung maupun tidak langsung akan lebih banyak kontribusinya untuk bersodaqoh, infak, membangun fasilias ibadah, dan lain-lainnya, sehingga ibadahnya juga lebih lancar dan tenang,” ujar Jusuf Kalla.
Untuk itu, menurut Jusuf Kalla, pemerintah ada rencana untuk membangun Universitas Islam Internasional. “Negara-negara lain bisa belajar bagaimana Islam yang harmoni seperti di Indonesia sekaligus penguatan kapabilitas dan kapasitas umat Islam terutama untuk bidang ekonominya,” ujar Jusuf Kalla.
Abdullah Syam menyambut baik arahan dari Wapres, Jusuf Kalla. “Kami di LDII akan berupaya mewujudkan harapan Pak Wapres untuk mendorong dan menggalakkan perekonomian umat terutama mengenai perdagangan dan perniagaan. Di LDII sendiri sedang berjalan kegiatan Usaha Bersama, koperasi, BMT, dan lainnya,” ujar Abdullah Syam.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ketua DPP LDII bidang Komunikasi, Informasi, dan Media, Bapak Hidayat Nahwi Rasul:
HP 08159440440, email: m.hidayat.nr@gmail.com